Belajar dari Sudono Salim, Pemilik Perusahaan Mie Instan Anak Kos-Kosan

  • 3 min read
  • Jun 27, 2020

Tahukah Anda siapa pemilik perusahaan pembuat Mie Instan yang jadi makanan favorit anak kos-kosan? Siapa lagi jika bukan Sudono Salim, Pendiri Salim Group (Indofood)

Pengusaha inspiratif dan penuh dengan ekspektasi merupakan salah satu figur teladan bagi Anda yang bermimpi menjadi pengusaha nomor satu di Indonesia.

Nah, dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang salah satu tokoh yang kisah kegigihannya bisa menginspirasi kita. Nama beliau adalah Sudono Salim, pengusaha besar berdarah Tionghoa.

Baca juga: Belajar dari Bahlil Lahadalia Ketua BKPM, Anak Kuli Bangunan dan Tukang Laundry

Biografi Sudono Salim

Nama asli beliau Liem Sioe Liong, pria kelahiran 19 Juli 1916 ini adalah seorang pengusaha dengan seorang istri dan 4 orang anak. Pengusaha ini terbilang dekat dengan presiden ke-2 RI yakni Almarhum Bapak Soeharto. Beliau asli kelahiran Fuqing, Provinsi Fujian, Tiongkok dari sebuah keluarga petani yang miskin.

Kisah Hidup Sudono Salim

Dari Toko Kelontong Menjadi Penadah Cengkeh

Dimulai dari migrasi beliau pada tahun 1938 ke Indonesia, berkeinginan untuk memulai usaha di Indonesia menyusul saudaranya Liem Sioe Hie. Mendarat di Surabaya dan menggembel 4 hari mengajarkan Sudono Salim untuk bertahan di kerasnya hidup. Memulai usaha dengan berjualan pakaian dan bahan-bahan pokok sehari-hari di Kudus. Beliau juga menjadi karyawan di salah satu pabrik kerupuk. Tidak berhenti disitu, beliau juga memiliki pekerjaan sambilan dengan menjual cengkeh. Pada dasarnya, beliau memang dikaruniai jiwa seorang pebisnis, memiliki sifat yang rajin, ulet, teliti, komunikatif, dan pintar dalam melihat pasar. Dengan kecerdasannya dalam berbisnis, usaha dari Sudono Salim sangat pesat meningkat dan bahkan menjadi salah satu penadah besar cengkeh di Kudus.

Penjual Senjata

Pada tahun 1942 dimana terjadinya Jepang menguasai Indonesia, banyak bisnis yang mati. Sudono Salim memanfaatkan hal ini untuk belajar bisnis yang lebih menantang. Tak tanggung-tanggung, risiko yang dipilihnya sangat besar, yakni membantu tentara yang melawan Belanda dengan menyelundupkan bahan-bahan pokok. Hal ini menyebabkan beliau dikenal oleh banyak tokoh di bidang militer termasuk Soeharto.

Tahun 1945, beliau berbisnis obat-obatan, logistik dan senjata, bisnis ini sangat terkenal di dunia tentara.

Pada tahun 1949, perang kemerdekaan telah usai dan ekonomi mulai dibangun seiring pemerintahan Ir. Soekarno. Untuk mengembangkan bisnisnya, beliau pada tahun 1952 memutuskan merantau ke Jakarta bersama keluarganya.

Awal Mula Salim Group

Di tahun 1968, Sudono Salim membesarkan namanya dengan mendirikan PT. Bogasari Flour Mill bersama Salim Group. Selanjutnya Salim Group merambah pada usaha semen dengan perusahaan semen terbesar di Indonesia yakni PT. Indocement Tunggal Perkasa pada tahun 1975.

Menurut sebuah sumber, Sudono Salim mendirikan group elit bernama Salim Group pada masa Orde Baru tepatnya 4 Oktober 1972. Di masa kini, Salim Group telah melebarkan sayap bisnisnya sehingga memiliki banyak anak perusahaan yang diantaranya adalah Indofood, Indomaret, Indomarco, BCA, Indocement, Indomobil, dan masih ada lagi beberapa perusahaan  ternama lainnya.

Kegigihannya dalam berbisnis membuat ia memiliki ambisi besar untuk mencapai mimpinya. Beliau bergabung dalam bisnis properti dibawah naungan perusahaannya PT. Metropolitan Development yang banyak membawahi perumahan elit. Selain dibidang property, beliau juga memasuki dunia otomotif dengan perusahaannya PT. Indomobil.

Lewat banyaknya perusahaan besar yang beliau bangun dan besarnya kesuksesan yang didapatkan, pernah menobatkan Sudono Salim sebagai salah satu tokoh 100 orang terkaya di dunia dan orang terkaya nomor 1 di Indonesia.

Di akhir masa orde baru dengan adanya reformasi politik, banyak usaha dari Sudono Salim menurun dan rumahnya mengalami penjarahan. Hal ini menyebabkan beliau harus berpindah ke Singapura dan menghabiskan sisa hidupnya disana. Sudono Salim meninggal di Singapura pada 10 Juni 2012 dan bisnisnya kini dilanjutkan oleh anaknya Anthony Salim.

Pelajaran Hidup Dari Seorang Sudono Salim

Nama besar Sudono Salim didapatkan bukan dengan jalan yang mudah, diterpa serba kekurangan dan ancaman kelaparan juga beratnya beban yang harus dipikul sebagai seorang kepala keluarga, tentang kegigihan dan kecerdasannya dalam berbisnis sepatutnya kita teladani.

Pantang Menyerah

Ketika berada dalam sebuah kesulitan, kita tidak boleh menyerah dan harus tetap berusaha mencari celah untuk hidup. Pandai-pandailah dalam menilai situasi dengan belajar dari pengalaman dan kisah hidup orang lain.

Kepindahannya ke Indonesia nyatanya membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Adanya Salim Group, produk-produknya memudahkan kebutuhan hidup masyarakat. Kisah hidupnya juga menjadi teladan bagi banyak pebisnis lainnya.

Berjuang dari Nol

Terlahir dari keluarga yang miskin bukanlah hal yang harus diratapi. Namun semangat hidupnya untuk merubah garis keturunannya adalah hal besar yang harus kita turuti.

Demikianlah kisah hidup dan pelajaran yang bisa Anda ambil dari sosok Sudono Salim, pengusaha besar, yang sekalipun telah wafat namun kesuksesannya tetap dikenang sebagai hal yang gemilang dan meninggalkan catatan hebat di dunia bisnis.

Post Terkait :

2 thoughts on “Belajar dari Sudono Salim, Pemilik Perusahaan Mie Instan Anak Kos-Kosan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konsultasi Online